Hiks, Gegara Corona, Tradisi Papajar di Cianjur ditiadakan

Oleh Writer, 25 Apr 2020
Menjelang Ramadan, masyarakat Cianjur biasanya menjalankan tradisi budaya yang terbilang unik. Tradisi budaya ini dikenal dengan istilah papajar dan sudah berjalan sejak dahulu.

Biasanya, masyarakat Cianjur bersama dengan keluarga atau sahabat, berwisata menuju destinasi wisata alam dan selanjutnya menyantap makanan bersama disana. Orang Sunda menyebutnya sebagai botram

Pada awalnya, Papajar merupakan rutinitas yang dilakukan oleh para ulama serta tokoh-tokoh masyarakat Cianjur dahulu. Ketika itu, mereka berduyun-duyun datang ke alun-alun Cianjur, untuk memberikan pengumuman hari pertama Ramadan. 

Kala itu, kemajuan teknologi belum seperti sekarang, sehingga kegiatan di depan masjid agung tersebut, merupakan aktivitas yang pasti dilakukan untuk mendapatkan kepastian mengenai datangnya awal Ramadan.

"Setelah dapat informasi, mereka nantinya akan kembali ke kampungnya untuk diumumkan pada masyarakat Muslim di lingkungannya," jelas Ahmad Yani, Tokoh Ulama Cianjur, beberapa waktu yang lalu.

Sembari menunggu tokoh masyarakat atau ulama untuk mengumumkan mengenai kabar kepastian awal Ramadan tersebut, biasanya masyarakat membawa bekal, seperti nasi timbel serta ragam lauk pauk. Masyarakat lantas makan bersama di area alun-alun sambil menunggu informasi tersebut disampaikan.

Saat ini, tradisi tersebut berkembang. Bila dahulu tempat berkumpulnya adalah di alun-alun dan makan bersama, sekarang menjadi bentuk wisata bersama keluarga untuk menyambut momen bulan Ramadan.

"Jadi kalau dulu itu, papajar yang berarti mapag pajar (menyambut fajar) atau menyambut datangnya waktu fajar. Yakni waktu sahur di hari pertama Ramadhan itu berkumpul menunggu pengumuman, sekarang dijadikan momen berkumpul bersama keluarga. Perubahan ini seiring dengan perkembangan teknologi, dimana sekarang informasi mudah didapat," jelas tokoh yang merupakan wakil ketua MUI Cianjur ini.

"Tetapi pada intinya tetap sama, ialah kegembiraan masyarakat Muslim di Kabupaten Cianjur menyambut datangnya bukan suci Ramadhan. Mereka berkumpul, berwisata untuk mempererat silaturahmi. Tentu itu juga hal yang sangat positif," lanjutnya.

Sayangnya, untuk momen menjelang Ramadan di tahun ini, tradisi tersebut tidak berjalan karena wabah corona yang membuat warga diimbau untuk tetap berada di rumah masing-masing. Biasanya, tempat wisata didatangi sampai ribuan warga. Sekarang, kondisinya menjadi sepi pengunjung.

"Biasanya sejak dua minggu sebelum Ramadhan, ada ribuan setiap hari yang datang ke pantai di Cianjur selatan, salah satunya ke Pantai Apra Kecamatan Sindangbarang ini," ujar Rahmat (50), warga sekitar Pantai Apra.

Biasanya, momen papajar membawa berkah tersendiri bagi warga yang ada di sekitar lingkungan tempat wisata tujuan. Hal ini, karena banyaknya wisata yang mendorong meningkatnya aktivitas ekonomi.

"Mungkin sekarang lebih memilih di rumah, dan makan bersama keluarga di rumah karena wabah Corona ini. Semoga wabah ini segera berakhir, sehingga momen Ramadhan berikutnya budaya papajar bisa kembali dilakukan," pungkas Rahmat.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © PinginGaul.com
All rights reserved